Sabtu, 20 Juni 2009

Hansel and Gratel (dongengnya kak Rico)

Di sebuah desa pada zaman dahulu hiduplah sebuah keluarga bahagia. Mereka mempunyai dua orang anak yang manis, namanya Hans dan Gretel. Suatu ketika Ibu tercinta meninggal karena sakit. Sejak kematian sang Ibu, mereka selalu bersedih sepanjang hari. 

Agar mereka tidak bersedih, kemudian Ayah mengambil Ibu baru untuk menghIbur mereka. Ternyata Ibu baru ini sangat jahat dan memperlakukan mereka dengan buruk. Dari pagi hingga petang mereka disuruh terus bekerja dan hanya diberi makan satu kali. 

Musim kemarau pun tiba, dan mereka tidak mempunyai makanan apa-apa. Sang Ibu menyuruh anak-anak untuk dibawa ke hutan dan meninggalkannya di sana. 

Ayah sangat terkejut mendengarnya " Bicara apa kau, apa kau ingin anak-anak mati ?! "
" Kau ini memang bodoh, kalau kita tidak melakukannya, kita semua akan mati !" 

Sementara itu dari balik kamar , Hans dan Gretel mendengarkan pembicaraan mereka. Mereka ketakutan dan Gretel pun menangis. 
Akhirnya Ayah tidak bisa berbuat apa-apa karena istrinya terus mendesaknya. 
"Ah... apa kita akan mati di hutan ?! "
" Ssst.., aku punya ide bagus, " ucap Hans. Lalu ia keluar rumah dan mengumpulkan batu-batu kecil putih yang bila terkena cahaya bulan, akan bersinar. 

Pada esok paginya dengan berteriak keras, Ibunya membangunkan Hans dan Gretel. Sebelum berangkat ia memberikan sepotong roti kepada mereka. Setelah itu semua berangkat menuju hutan. 

Sambil berjalan Hans membuang batu kecil putih satu per satu yang ada dalam kantongnya. 
Karena berjalan sambil menoleh ke belakang, Ayah menjadi curiga.
" Sedang apa, Hans ? "
" Aku sedang memandang kucing yang ada di atas rumah," jawab Hans berbohong. Lalu tibalah mereka di tengah hutan. 

Ayah dan Ibunya pergi ke hutan yang lebih jauh lagi untuk menebang kayu dan meninggalkan mereka. 
Rasa sedihpun berganti gembira setelah di tengah hutan Hans menemukan seekor kupu-kupu dan Gretel membuat kalung dari bunga. Mereka sangat gembira karena bisa bermain-main bersama teman baru mereka seperti kelinci, bajing dan burung-burung kecil. 

Tanpa terasa waktu berlalu, mataharipun mulai tenggelam dan hari mulai gelap. Suara burung-burung yang indah kini berganti dengan suara angin yang berdesir. 

Gretel menangis tersedu-sedu karena takut. Hans berkata menenangkan, "Jangan menangis, jika cahaya bulan muncul, kita pasti akan pulang dengan selamat ". 

Tak lama kemudian, dari sela-sela pohon muncullah cahaya bulan yang bersinar dengan terang. Hans segera mengajak Gretel untuk pulang ke rumah. 

Hans memegang tangan Gretel dan menyusuri jalan di hutan tanpa ragu-ragu. 

" Kak, kok bisa berjalan tanpa bingung di hutan yang gelap begini?"
"Oh... batu kecil putih yang kujatuhkan ketika kita datang, bersinar karena kena sinar bulan dan itu akan menolong kita pulang ke rumah." 

Tibalah mereka di rumah, sang Ibu heran melihatnya dan mencari tahu bagaimana mereka bisa sampai di rumah dengan mudah. Ketika ia membuka pintu, ia melihat batu kecil putih yang bersinar. Agar mereka tidak bisa mengumpulkan batu putih itu lagi, Ibu mengunci pintu kamar mereka. Hans dan Gretel menjadi panik karenanya. 
Sebelum tidur mereka berdoa pada Tuhan, meminta perlindungan. 

Keesokan harinya seperti kemarin, Ibu membangunkan mereka dan membawa mereka ke hutan. Hans tidak kehabisan akal. Dengan terpaksa ia mencuil-cuil potongan roti dan menjatuhkannya di jalan sambil berjalan. 

Tapi malang, jejak yang sudah dIbuatnya susah payah dimakan oleh burung-burung kecil. Sampailah mereka di dalam hutan. Kembali Ayah dan Ibunya meninggalkan mereka dan masuk ke hutan yang lebih jauh. 
Merekapun bermain-main dengan binatang-binatang di dalam hutan. 

Akhirnya malampun tiba. Ketika cahaya bulan mulai bersinar mereka beranjak pulang. Dengan susah payah dicarinya potongan-potongan roti sebagai petunjuk jalan untuk pulang ke rumah. 
" Kak, apa yang telah terjadi dengan potongan-potongan roti itu ?" teriak Gretel cemas.
" Mungkin dimakan oleh burung -burung kecil "
" Uhh.., kalau begitu kita tidak bisa pulang ke rumah." 

Di dalam hutan bergema suara lolongan keras. Mereka berdua amat ketakutan. "Kak, aku takut, kita akan mati !" Gretel mulai menangis. 
" Jangan khawatir dik, Ibu yang ada di surga pasti menolong kita." 

Karena lelah, mereka akhirnya tertidur dengan pulas di bawah pohon. Cahaya matahari pun mulai bersinar dan mengenai wajah mereka. Hans dan Gretel terbangun dan disambut suara kicauan burung. 

Tiba-tiba mereka mencium bau masakan yang lezat. Segera mereka berlari ke arah datangnya bau lezat itu. Seperti mimpi mereka melihat rumah kue, atapnya terbuat dari tart, pintunya dari coklat, dan dindingnya dari biskuit. 

Cepat-cepat mereka mendekati rumah itu dan memakannya. 
Tiba-tiba terdengar suara keras yang bergetar. 

"Siapa itu, berani memakan rumah kue kesayanganku ?", muncullah seorang nenek sihir tua dengan wajah menyeramkan serta mata merah yang bersinar, lalu menangkap mereka berdua. 
" Hi... Hi.... Hi.... anak-anak yang lezat, sebagai hukuman karena telah memakan rumput kue kesukaanku, aku akan memakan kalian ." 
Dengan kasar nenek sihir itu menyeret Hans masuk ke dalam penjara. Setelah itu ia berkata kepada Gretel,
"Mula-mula aku akan menggemukkan anak laki-laki itu, lalu aku akan memakannya. "
"Sekarang kau buat makanan yang enak biar makannya banyak ! " 

Nenek sihir itu sudah tua sekali dan matanya mulai rabun. Pada saat itu Hans dan Gretel saling berpegangan tangan memberi semangat supaya mereka tabah. 
" Tabahlah Gretel, Ibu yang ada di surga pasti melindungi kita ". 

Suatu hari nenek mendekati penjara Hans untuk melihat apakah tubuh Hans sudah menjadi gemuk atau belum. 
"Aku lapar, sudah seberapa gemuk tubuhmu, ayo ulurkan tanganmu ! "
Hans yang pintar tidak kehilangan akal, ia mengetahui kalau mata nenek sudah rabun segera dikeluarkannya tulang sisa makanan kepada nenek yang rabun lalu nenek memegangnya. 

Betapa kecewanya nenek karena sedikitpun Hans tidak bertambah gemuk. Karena kecewa lalu ia bermaksud untuk memakan Gretel. Kemudian Gretel disuruh membakar roti. 
Selagi Gretel menyalakan api di tungku, si nenek mencoba mendorongnya ke nyala api. 

Untunglah Gretel mengetahui maksud nenek, cepat-cepat ia berbalik pergi ke depan tungku.
"Nek, aku tidak bisa membuka tutup tungku ini ." 
Nenek sihir tidak sadar kalau ia sedang diperdaya Gretel dan ia membuka tutup tungku. 

Tanpa membuang kesempatan, Gretel mendorong nenek ke tungku. 
"Ahh... tolong.... panas ! " teriak nenek kesakitan. Gretel tidak memperdulikan teriakan nenek malah dengan cepat ia menutup pintu tungku, lalu berlari ke arah penjara untuk menolong Hans. 
"Gretel, kau berhasil. Ibu yang di surga telah melindungi kita." Karena bahagia mereka berpelukan. 

Ketika akan pergi dari rumah kue tanpa sengaja mereka menemukan banyak harta karun. Setelah itu mereka keluar rumah, tetapi malang jalan itu terpotong oleh sungai besar. 

Mereka menjadi bingung. Saat itu entah dari mana datangnya tiba-tiba muncul seekor angsa cantik.
" Ayo, naiklah ke punggungku, " ucap angsa itu ramah. Satu per satu angsa itu mengantarkan mereka menyeberang sungai. 

Setelah sampai, angsa itu menunjuk-kan jalan bagi mereka berdua dari atas langit. Sampailah mereka di batas hutan. 
Tanpa mereka ketahui sebenarnya angsa itu adalah Ibu mereka yang ada di surga. Angsa itu kemudian menghilang. Setelah itu muncullah Ayah mereka yang sangat cemas. 
"Anak-anakku tersayang, maafkanlah Ayah. Ayah tidak akan meninggalkan kalian lagi ". 

Lalu Ayah menceritakan kepada mereka bahwa Ibu tiri yang jahat sudah meninggal karena sakit. Akhirnya mereka pun hidup bahagia selamanya.

(SELESAI)

Jumat, 19 Juni 2009

PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF


Banyak yang mengatakan bahwa perokok aktif lebih beresiko terkena kanker daripada perokok pasif . . 

tetapi,, ada juga yang mengatakan bahwa perokok pasih lebih beresiko terkena kanker . 

Perokok Pasif Lebih Berisiko
Membahayakan Orang Sekelilingnya yang bukan Perokok


CIMAHI, (PR).-
Hasil survei Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi menunjukkan, lebih dari lima puluh persen perokok di kota tersebut melakukan aktivitas merokoknya di dalam ruangan. Padahal, perilaku itu akan memicu terpaparnya asap rokok pada perokok pasif. 

Menurut Kepala Bidang Jaminan Informasi dan Promosi Kesehatan Dinkes Kota Cimahi Chanifah Listyarini, survei itu dilakukan tahun 2008 kepada sekitar 93.000 kepala keluarga di Kota Cimahi. "Perokok aktif yang merokok di dalam ruangan sangat membahayakan orang-orang sekelilingnya yang bukan perokok," kata Chanifah saat ditemui di Puskesmas Cimahi Selatan, Selasa (26/5). 

Chanifah mengatakan, perokok pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit yang biasanya dialami oleh para perokok aktif, mulai dari osteoporosis, jantung, kerusakan sperma, hingga kanker. Berbeda dengan perokok aktif, perokok pasif tak memiliki adaptasi terhadap asap rokok yang dihirupnya. 

"Seorang perokok aktif, kebiasaan merokoknya membuat tubuhnya membentuk adaptasi terhadap asap rokok. Namun, hal itu tidak terjadi pada perokok pasif, yang memang tidak terbiasa menghirup asap rokok," kata Chanifah. Itulah sebabnya menjadi perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif.

Salah satu upaya menekan jumlah perokok dalam ruangan, Pemerintah Kota Cimahi berencana membuat kawasan khusus untuk merokok. Rencananya, kawasan tersebut tidak hanya dibangun di area perkantoran, tetapi juga di area publik. "Untuk saat ini, kami masih melakukan sosialisasi pada seluruh masyarakat di Kota Cimahi untuk tidak merokok di ruangan," tutur Chanifah. 

Lebih berisiko

Kandungan nikotin dari asap rokok yang terisap para perokok pasif bisa menyebabkan kerusakan paru-paru. Mereka juga kemungkinan mendapatkan serangan jantung lebih tinggi. Selain itu, bagi anak-anak yang orang tuanya merokok, anak tersebut berisiko terkena radang tenggorokan dan penyakit paru-paru. Sementara bagi ibu hamil yang menghirup asap rokok, kemungkinan bayinya akan lahir kurus, cacat, dan cenderung akan meninggal ketika dilahirkan atau beberapa hari setelah dilahirkan. 

Kebiasaan merokok dalam ruangan tak lepas dari kesadaran dan kebiasaan perokoknya. Seperti yang dialami Ujang (23), seorang pedagang bakso yang biasanya mangkal di daerah Cibeureum. Ia mengaku biasa menghabiskan sekitar satu bungkus rokok per harinya. Jumlah itu dapat meningkat saat ia merasa tak enak hati. 

Ujang mengaku tak pernah memikirkan tempat untuk merokok. Ia akan merokok di mana saja saat keinginan untuk merokok itu muncul.

Berbeda dengan Ujang, Leo (20) mengaku hanya merokok jika mau. "Biasanya merokok kalau lagi kumpul-kumpul sama teman. Dibilang kecanduan sih kayanya belum. Soalnya, sehari paling merokok cuma satu atau dua batang," kata warga Kebonkopi tersebut. Leo mengaku akan melihat kondisi di sekelilingnya saat akan menyalakan rokok. (A-177)***

(www.pikiran-rakyat.com)

PEROKOK AKTIF LEBIH BERBAHAYA

perokok pasif lebih terpengaruh oleh asap rokok yang tidak terfilter ke paru paru.
perokok aktif selain pengaruh asap rokoknya ke paru2, juga dapat terkena kanker mulut, nasofaring, dll.
kesimpulannya perokok aktif lebih beresiko terkena kanker akibat rokok daripada perokok pasif.

(http://id.answers.yahoo.com)

jadii?? manakah yang merupakan kebenarannya?

Minggu, 14 Juni 2009


GAME ONLINE . . 

audition ayodance . .

dmen beud thu gw maen itu . .

ada cheat.a lagii . . 

cheat mi-cash,,

cheat pf,,

buanyagg lagii deh . .

tpii,, komp gw kna virus . .

keapus smua deh . .

ada yg pny saran??

kira" download yg cepedd thu driimna iiakh??


pHiLeM nii. . 

asaL usuL naMa gw . .

KereN siih . .

(sogg taw . . padahal bRu nonton stengah . )

kta.a Nii pHiLeM meNceritakan,, 

tentang seorang rakyat jelata . . (alagh . . katanya mengenaskan . . :P)

yg menjadi seorang presiden . .

tpii,, gw nonton nii philem ampe stengah philemnya . .

kaga ngarti . .

abiss tiap ngomong dy ppke acra nyanyi" . . 

kn bingunk . 

ckckck . . .


JUVENTUS F.C